Jumat, 08 Mei 2015

MANUSIA DAN KEADILAN & MANUSIA DAN PENDERITAAN

MANUSIA DAN PENDERITAAN
Manusia tidak hanya berhubungan dengan keindahan dan cinta kasih saja seperti halnya manusia pun berhubungan dengan penderitaan.setiap manusia pasti pernah merasakan penderitaan dalam hidupnya. Sebetulnya rasa penderitaan adalah pelengkap yang telah Tuhan berikan terhadap kita , Tuhan tidak memeberikan penderitaan tanpa adanya balasan kebahagiaan. Dan Tuhan  memberikan cobaan terhadap manusia dengan melihat dari kekuatan dan kemampuan manusia untuk mengatasi masalah dan penderitaan yang akan ia hadapi.
Seperti kejadian yang baru-baru ini warga Negara yang tinggal di Nepal sedang mengalami musibah akibat gempa dahsyat kemarin, terlihat jelas raut penderitaan yang mereka alami dengan keterbatasan sarana untuk bertahan hidup serta mencari sanak saudara yang masi dinyatakan menghilang. Dalam  hal ini sangat jelas bahwa kita sebagai Negara tetangga seharusnya membantu namun pemerintah di Nepal pun tidak ingin banyak mengorbankan relawan yang berniat baik untuk membantu karena daerah evakuasi korban terparah ada di jalur yang sangat rawanakan gempa susulan yang lebih besar. Penderitann yang warga Nepal alami sangatlah memprihatinkan, ditengah mereka harus berusaha bertahan hidup dengan insfratuktur keselamatan yang sangat minim merekapun harus mencari keluarga mereka yang belum di temukan di tengah bahaya tanah longsor, dan gempa yang mengintai mereka setiap saat.
Penderitaan seperti ini akan mengakibatkan rasa traumatic yang besar kepada anak-anak yang akan memepengaruhi pertumbuhan mereka, selain itu kita sebagai Negara yang sma-sama pernah merasakn penderitaan yang sangat hebat dengan kehialngan ribuan jiwa yang di akibatkan musibah tsunami patut prihatin dan memeberikan dukungan moril,maupun materil terhadap warga Nepal.










MANUSIA DAN KEADILAN
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Contoh seperti nenek asyani yang di penjarakan dengan tuduhan mencuri kayu dari tengkulak kayu di Jawa yang dekat dengan kediamannya, padahal kayu yang nneke asyani ambil adalah berasal dari kebunnya sendiri namun kasus ini malah menjeratnya dalam meja persidangan.tubuhnya yang renta dengan setengah siap menerima keputusan sang hakim, begitu sulit untuk mencari keadilan bagi nenek asyani. Dengan berat hati dan pasrah menjalani proses hukum yang sudah terlanjur bergulir tersebut, walaupun sudah di lakukan mediasi untuk kebebasan nenek asyani pihak pengadilan masih mencari bukti bahwa nenek asyani tidaklah bersalah.

Dalam kasus ini sangat terlihat jelas hukum keadilan sangatlah minim bagi orang kecil untuk mendapatkannya, padahal para pejabat yang korupsi atau memeakan dana untuk pembangunan dan pengsejahteraan rakyat tidak diganjar hukuman yang lama, mereka bisa melenggang kangkung melahat dana yang seharusnya di peruntukan bagi masyarakat. berbeda dengan orang kecil diganjar hukuman kurungan belasan tahun hanya karna kasus yang jumlahnya tidak terlalu besar.

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR

MANUSIA DAN CINTA KASIH
Manusia dan cinta kasih banyak kita kaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Cinta dan kasih ada pada setiap diri manusia, dan ketika keduanya direfleksikan dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat maka akan tercipta hubungan saling tolong menolong, behu-membahu, dan semangat gotong-royong. Orang kaya akan membantu orang miskin, orang yang pintar akan mengajari orang yang belum berpengetahuan, seorang pimpinan akan senantiasa mengayomi masyarkatnya dengan berlaku adil.
Meskipun cinta dan kasih akan menciptakan solidaritas atau pembelaan terhadap sesama, tetap saja akan bernilai salah jika kita salah kaprah.
Contoh kasus, seperti halnya kaum homoseksual atau lesbian, mereka memiliki solidaritas yang baik, saling mencintai dan mengasihi tehadap sesamanya sehingga memperjuangkan haknya untuk dapat hidup bebas layaknya manusia normal, dengan dalih “semua manusia memiliki hak yang sama, hak untuk mengasihi dan menyangi, dan hak untuk bebas memilih jalan hidup”. Sekilas terlihat bahwa yang mereka perjuangkan tidak ada yang salah, toh manusia bebas untuk mencintai dan mengasihi sehingga ia berhak untuk memperjuangkannya. Namum ini tetap saja salah dan tidak dibenarkan karena bersebrangan dengan nilai-nilai agama yang tertulis dalam kitab suci, bahwa lesbi dan homo itu adalah perbuatan dosa dan akan mendatangkan azab sebagaimana yang telah terjadi pada zaman nabi Luth.
Contoh hubungan manusia, cinta, dan kasih yang tidak relefan yaitu pada masa rezim Nazi dibawah kepemimpinan Adholf Hitler, yang mana ribuan jiwa melayang akibat cinta dan kasih yang salah kaprah.terkadang mereka berfikir bahwa yang mereka lakukan tidak mengundang dosa dan hal yang wajar dengan mengatas namakan cinta kasih itu sendiri.
Namun ketika cinta dan kasih itu disalah artikan dan tidak disadari oleh agama, maka yang akan terjadi adalah kerugian, baik terhadap diri sendiri bahkan orang banyak.









MANUSIA DAN KEINDAHAN
Manusia sangat menyukai keindahan dalam hal ini tidak ada manusia yang tidak neyukai keindahan baik secara estetika dan sebagainya. Namun keindahan itu sendiri dapat kita artikan keindahan secara visual maupun non visual.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman  keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang  selalu bertambah,  sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah. Seperti halnya pada pemandangan manusiapun sangat menyukai keindahan yang nyata,namun terkadang manusia banyak yang merusak dari keindahan alam tersebut