MANUSIA
DAN CINTA KASIH
Manusia
dan cinta kasih banyak kita kaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Cinta dan kasih ada pada setiap diri
manusia, dan ketika keduanya direfleksikan dalam kehidupan berkeluarga dan
bermasyarakat maka akan tercipta hubungan saling tolong menolong, behu-membahu,
dan semangat gotong-royong. Orang kaya akan membantu orang miskin, orang yang
pintar akan mengajari orang yang belum berpengetahuan, seorang pimpinan akan
senantiasa mengayomi masyarkatnya dengan berlaku adil.
Meskipun cinta dan kasih akan
menciptakan solidaritas atau pembelaan terhadap sesama, tetap saja akan
bernilai salah jika kita salah kaprah.
Contoh kasus, seperti halnya kaum
homoseksual atau lesbian, mereka memiliki solidaritas yang baik, saling
mencintai dan mengasihi tehadap sesamanya sehingga memperjuangkan haknya untuk
dapat hidup bebas layaknya manusia normal, dengan dalih “semua manusia memiliki
hak yang sama, hak untuk mengasihi dan menyangi, dan hak untuk bebas memilih
jalan hidup”. Sekilas terlihat bahwa yang mereka perjuangkan tidak ada yang
salah, toh manusia bebas untuk mencintai dan mengasihi sehingga ia berhak untuk
memperjuangkannya. Namum ini tetap saja salah dan tidak dibenarkan karena
bersebrangan dengan nilai-nilai agama yang tertulis dalam kitab suci, bahwa
lesbi dan homo itu adalah perbuatan dosa dan akan mendatangkan azab sebagaimana
yang telah terjadi pada zaman nabi Luth.
Contoh hubungan manusia, cinta, dan
kasih yang tidak relefan yaitu pada masa rezim Nazi dibawah kepemimpinan Adholf
Hitler, yang mana ribuan jiwa melayang akibat cinta dan kasih yang salah
kaprah.terkadang mereka berfikir bahwa yang mereka lakukan tidak mengundang
dosa dan hal yang wajar dengan mengatas namakan cinta kasih itu sendiri.
Namun ketika cinta dan kasih itu disalah
artikan dan tidak disadari oleh agama, maka yang akan terjadi adalah kerugian,
baik terhadap diri sendiri bahkan orang banyak.
MANUSIA DAN KEINDAHAN
Manusia sangat menyukai keindahan
dalam hal ini tidak ada manusia yang tidak neyukai keindahan baik secara
estetika dan sebagainya. Namun keindahan itu sendiri dapat kita artikan
keindahan secara visual maupun non visual.
Keindahan
identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti
tidak indah. Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena
dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu,
melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha
memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia
yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan.
Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar
(auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Konsep
keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas
keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan
itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah,
sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang
yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan
kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain
imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai
objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan
orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam
agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan
yang paling indah. Seperti halnya pada pemandangan manusiapun sangat menyukai
keindahan yang nyata,namun terkadang manusia banyak yang merusak dari keindahan
alam tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar