Jumat, 08 Mei 2015

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR

MANUSIA DAN CINTA KASIH
Manusia dan cinta kasih banyak kita kaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Cinta dan kasih ada pada setiap diri manusia, dan ketika keduanya direfleksikan dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat maka akan tercipta hubungan saling tolong menolong, behu-membahu, dan semangat gotong-royong. Orang kaya akan membantu orang miskin, orang yang pintar akan mengajari orang yang belum berpengetahuan, seorang pimpinan akan senantiasa mengayomi masyarkatnya dengan berlaku adil.
Meskipun cinta dan kasih akan menciptakan solidaritas atau pembelaan terhadap sesama, tetap saja akan bernilai salah jika kita salah kaprah.
Contoh kasus, seperti halnya kaum homoseksual atau lesbian, mereka memiliki solidaritas yang baik, saling mencintai dan mengasihi tehadap sesamanya sehingga memperjuangkan haknya untuk dapat hidup bebas layaknya manusia normal, dengan dalih “semua manusia memiliki hak yang sama, hak untuk mengasihi dan menyangi, dan hak untuk bebas memilih jalan hidup”. Sekilas terlihat bahwa yang mereka perjuangkan tidak ada yang salah, toh manusia bebas untuk mencintai dan mengasihi sehingga ia berhak untuk memperjuangkannya. Namum ini tetap saja salah dan tidak dibenarkan karena bersebrangan dengan nilai-nilai agama yang tertulis dalam kitab suci, bahwa lesbi dan homo itu adalah perbuatan dosa dan akan mendatangkan azab sebagaimana yang telah terjadi pada zaman nabi Luth.
Contoh hubungan manusia, cinta, dan kasih yang tidak relefan yaitu pada masa rezim Nazi dibawah kepemimpinan Adholf Hitler, yang mana ribuan jiwa melayang akibat cinta dan kasih yang salah kaprah.terkadang mereka berfikir bahwa yang mereka lakukan tidak mengundang dosa dan hal yang wajar dengan mengatas namakan cinta kasih itu sendiri.
Namun ketika cinta dan kasih itu disalah artikan dan tidak disadari oleh agama, maka yang akan terjadi adalah kerugian, baik terhadap diri sendiri bahkan orang banyak.









MANUSIA DAN KEINDAHAN
Manusia sangat menyukai keindahan dalam hal ini tidak ada manusia yang tidak neyukai keindahan baik secara estetika dan sebagainya. Namun keindahan itu sendiri dapat kita artikan keindahan secara visual maupun non visual.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman  keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang  selalu bertambah,  sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah. Seperti halnya pada pemandangan manusiapun sangat menyukai keindahan yang nyata,namun terkadang manusia banyak yang merusak dari keindahan alam tersebut


Tidak ada komentar:

Posting Komentar